mutiara hikmah

Frame4

i love it .

,.saya suka sekali ^_^

Minggu, 16 November 2014

analisis ada ulasan novel


ANALISIS DAN ULASAN NOVEL RONGGENG 
DUKUH PARUK

DAN

TARIAN BUMI



Disusun oleh:

Nama : Ryan Sandy Adi Dharma
Kelas : XII Bahasa
No,absen : 17


SEKOLAH MENEGAH ATAS NEGERI 1 BOJA

TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I

RONGGENG DUKUH PARUK
Analisis Novel Ronggeng Dukuh Paruk

  1. Tokoh
Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk terdapat beberapa tokoh yaitu:

  • Srintil
  • Rasus
  • Dower
  • Kartareja
  • Sukarya
  • Nyai Kartareja
  • Sakum
  • Nyai Sakarya
  • Nenek Rasus
  • Sersan Slamet
  • Pak Bakar

  1. Watak Tokoh
Watak tokoh dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu:

  • Srintil memiliki watak wanita yang mengambil keputusan sesuai hatinya itu terbukti karena dia tanpa berpikir panjang tidak menghiraukan ajakan pentas hanya karena suasana hatinya yang buruk dan dia tidak memikirkan bahwa ada juga yang hidup dari hasil pentasnya yaitu calung.

  • Rasus adalah orang yang berpendirian kuat ini terlihat ketika dia tidak memperdulikan Srintil yang ingin agar mereka berdua menikah walaupun Rasus juga menyukai Srintil dikarenakan Srintil yang seorang penari ronggeng,Rasus yang menolak karena dia telah melihat dunia luar yang lebih luas dari pada Dukuh Paruk sehingga dia menolak ajakan Srintil.

  • Dower adalah seorang pemuda yang licik dan pintar, untuk mendapatkan sesuatu dengan cara apapun agar tujuannya dapat tercapai. Ia pertaruhkan harta milik orang tuanya untuk di jadikan sebagai hadiah kepada keluarga Kertareja sebagai syarat untuk melaksanakan ritual bukak klambu denag Srintil.
  • Kartareja adalah orang yang berpegang teguh pada kepercayaanya itu terlihat ketika dia sangat percaya sepenuh hati dengan Ki Secamenggala dan selalu melaksanakan adat yang sudah melekat di Dukuh Paruk

  • Sukarya adalah orang yang bertanggung jawab karena sebagai pemangku adat dia memikirkan kehidupan Dukuh Paruk,itu terjadi saat dia memikirkan Srintil yang tidak mau pentas dan memikirkan Dukuh Paruk yang nantinya sepi karena tidak ada Ronggeng

  • Nyai Kertareja adalah orang yang memanfaatkan keuntungan orang lain,ini terlihat ketika dia selalu memaksakan Srintil agar menerima tamu-tamunya dan dia juga meraup untung atas memeperjual-belikan kehormatan Srintil

  • Sakum adalah orang yang pekerja keras,itu terbukti walaupun dia buta dia selalu giat bekerja untuk anak-anak dan istrinya dan saat dia jarang pentaspun dia tetap tegar untuk bekerja untuk membiayai hidup keluarganya

  • Nyai Sakarya adalah orang yang sanagt menyayangi keluarganya dan juga kehidupan di Dukuh Paruk, itu terlihat saat dia tidak tega melihat Ssrintil yang ingin menjadi seperti wanita lainnya yang memiliki anak namun dia juga memikirkan nasib Dukuh Paruk nantinya bila penari Ronggeng sebagai ikonnya menikah

  • Nenek Rasus adalah orang yang sangat menyanyangi cucunya dia selalu mementingkan Rasus dari pada dirinya sendiri apalagi setelah meninggalnya anak dan menantunya

  • Sersan Slamet adalah orang yang tegas sekaligus baik hati itu terlihat ketika dia mendengar Rasus menembak menggunakan senapan, dia marah namun setelah itu dia menanyakan alasannya dan setelah mengtahuinya dia memakluminya bahkan mencoba membantu Rasus agar menjadi seorang tentara

  • Pak Bakar adalah orang yang munafik itu terlihat ketiak dia berusaha berbaik-baik kepada Dukuh Paruk dengan memberikan peralatan elektronik dan menunjukkan sifat kebapakan padahal dia memiliki maksud yang tidak baik di dalam tindakannya

  1. Sudut Pandang
Novel Tarian Bumi adalah novel trilogi yang memiliki judul yaitu Catatan Buat Emak, Lintang Kemukus Dinihari, dan Jentera Bianglala. Dalam ketia novel ini memiliki dua sudut pandang yang berbeda yaitu pada novel Catatan Buat Emak menggunakan sudut pandang orang pertama,seperti cuplikan nvel tersebut:” Aku diam karena kecewa, dan sedikit malu. Namun aku mendapat akal untuk menolong keadaan. Pikiran itu mendadak muncul setelah kulihat gigi Srintil telah berubah.” Dan pada novel kedua dan ketiga memiliki sudut pandang orang ketiga ini terlihat dari cuplikan novel:

Novel Lintang Kemukus Dini Hari: “Sesaat lamanya perempuan itu kembali dalam sikap tanpa gerak. Kemudian menjulurkan tangan ke arah Srintil. Telapak tangan dibuka. Beberapa keping uang logam ada disana . Srintil menatapnya tidak mengerti. Dan putus asa. Berbalik, menarik daun pintu dengan kasar, lalu keluar. “
Novel Jentera Bianglala:” Andaikan Rasus bukan seorang tentara yang kini harus berada dalam sikap siaga penuh karena negara dinyatakan dalam keadaan bahaya, pastilah dia akan segera mengajukan permohonan cuti. Namun keadaan memaksa hak cuti bagi setiap prajurit dihapuskan entah sampai kapan. Maka untuk mengetahui keadaan tanah kelahirannya Rasus hanya bisa bertanya melaluisurat . Sersan, dulu Kopral, Pujo yang pernah sekian lama menjadi sahabat satu kesatuan, kini menjadi komandan markas perwira urusan teritorial di kecamatan Dawuan. Kepadanyalah Rasus menulissurat , minta tolong agar dia diberi tahu perikeadaan Dukuh Paruk.”
4. Latar
Latar tempat yang dimunculkan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah ada di Dukuh Paruk, novel ini memiliki suasana yang warganya tidak memilikki pengetahuan sehingga menimbulkan suasana yang tidak kondusif dengan adanya kesimpangan moral yang ada disana. Novel Ronggeng Dukuh Paruk mengambil waktu pada tahun 1965.

5. Alur
Alur yang terdapat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah alur maju, karena dari novel pertama sampai novel kedua menceritakan peristiwa yang berurutan sampai akhir dari cerita.

6. Amanat
Novel Ronggeng Dukuh Paruk memiliki amanat yaitu janganlah terlalu terbelakan dan menutup diri dari luar karena jika kita mengetahui kehidupan diluar maka kita bisa memiliki hidup yang lebih baik atas dasar pemikiran yang matang dan juga novel ini mengajarkan kepada wanita agar selalu menjaga harkat dan martabatnya tanpa terpengaruh oleh adat yang salah.

Ulasan Novel Ronggeng Dukuh Paruk
Catatan buat emak
Dukuh paruk yang kering krontang menampakkan kehidupannya kembali ketika srintil, bocah yang berumur sebelastahun, menjaddi ronggeng. Penduduk dukuh yang merupakan keturunan Ki Secamenggala, seorang bromocorah yang di anggap moyang mereka, mengganggap bahwa kehadiran srintil akan menggembalikan citra pedukuhan yang sebenarnya. “ Dukuh Paruh hanya lengkap bila di sana ada kramat Ki Secamenggala, ada seloroh cabul, ada sumpah serapah dan ada ronggeng dengan calungnya” ( hal 16 ).
Srintil adalah protet anak Dukuh paruk yang yatim- piatu akibat bencana tempe bongkrek. Enam belas penduduk meninggal karena memakan tempe yang terbuat dari ampas kelapa itu. Tak terkecuali juga kedua pembuat makanan itu, yaitu kedua orang tua srintil. Srintil yang saat itu masih bayi, kemudian di pelihara oleh kakek-neneknya, Sakarya suami-istri. Sang kakek yakin bahwa Srintil telah kerasukan indang ronggeng.
Sebagaimana layaknya seorang ronggeng, Srintil harus melewati tahap-tahap untuk menjadi seorang ronggengyang sesungguhnya. Setelah ia di serahkan kepada Kertareja, dukun ronggeng di dukuh itu, srintil harus di mandikan di depan cungkupmakam Ki Secamenggala. Srintil juga harus melewati tahab bukak klambu. Ia tidak mungkin naik pentas denagn memungut bayaran kalau tidak melewati tahap yang lebih mirip sebagai sayembara bagi setiap laki-laki yang mampu memberi sejumlah uang sebagai syaratnya.
Rasus adalah seorang pemuda yang dongkol dengan syarat-syarat tersebut. Teman main Srintil sejak kecil buakn hanya cemburu dan sakit hati karena Srintil di lahirkan menjadi ronggeng, yang berarti milik umum, tetapi karena kegadisan Srintil yang di sayembarakan. Yang lebih “ Panas “ lagi adalah ketidakmampuannya sebagai anak yang berumur empat belas tahun untuk mengubah hukum yang sudah pasti terjadi, dan itu bakal meninpa orang yang di cintainya.
Sampai saat yang ditentukan, Rasus tidak dapat berbuat banyak untuk mendapatkan Srintil. Ia hanya dapat mendengarkan pertengkaran Dower dan Sulam di emper samping rumah Kertareja. Kedua laki-laki yang sama-sama bajingang itu masing-masing meresa dirinyalah yang lebih pantas untuk meniduri Srintil pertama kali sesuai dengan syarat yang ditentukan oleh Kertareja; seringgit uang emas.
Kenyataan menunjukan lain dan tidak di duga oleh Rasus. Sebab, Srintil tiba-tiba dilihatnya berada di belakang rumah dan meminta Rasus untuk menggaulinya. Ia lebih suka menyerahkan kegadisannya kepada Rasus dari pada kepada orang yang memuakana Srintil itu. Rasus tidak menolak keinginan orang merupakan bayangan-bayangan ibunya yang entah ke mana itu. Dower dan Sulam menyusul kemudian. Sementara Kertareja dan istrinya mereguk keuntungan; seringgit uang emas dari Sulamdan seekor kerbau serta dua buah rupiah perak dari Dower.
Setelah mendapat pengalaman yang baru pertama kali dirasakannya, Rasus meninggalkan dukuh paruk. Ia menjadi banci kepada Srintil yang sudah menjadi ronggeng yang sesungguhnya. Srintil sudah menjadi milik umum dan bayangan-bayangan emaknya dicabutnya dari Srintil. “ tapi demi rahim yang pernah membungkusku, aku tak tega membayangkan Emak sebagai perempuan yang selalu ramah terhadap semua laki-laki. Yang tak pernah menepis tangan laki-laki yang menggrayanginya. Tidak . Betapapun aku tak mampu berkhayal demikian” ( hlm.134 ).
Begitulah, kehidupan Desa Dawuan tempat pengasingan diri dari adat Dukuh Paruk, membuat pandangan Rasus banyak berubah. Pengenalan atas dunia wanita yang di alami di Dawuan pun banyak pemandangan terhadap Srintil sebagai tokoh bayangan-bayangan ibunya bergeser jauh, bahkan berhasil disingkirkannya. Oleh karna itu, ketika Rasus d tawari oleh Srintil untuk menjadi suaminya, ia menolak.
Langkah rasus pasti dan keputusan untuk menoloak Srintil pun pasti. “ dengan menolak perkawinan yang ditawarkan Srintil, aku memberikan sesuatu yang paling berharga bagi Dukuh Paruk: Ronggeng” (hlm.174). Dengan keputusan itu, Rasus yakin bahwa ia bisa hidup tanpa kehadiran bayangan emak, bayangan yang selama ini membuatnya resah.
Novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah novel yang dikarang oleh Ahmad Tohari. Novel ini menampilkan latar belakang pada tahuan 1965. Ahmad Tohari adalah penulis yang sering mengangkat cerita-cerita kehidupan yang terjadi pada masyarakat kecil seperti salah satu novelnya yang berjudul Ronggeng dukuh Paruk yang menggambarkan keterbelakangan orang-orang Dukuh Paruk dalam kehidupan mereka sehingga membuat mereka mudah menjadi kambing hitam.Novel ini menceritakan seorang penari Ronggeng yang harus menuruti semua adat yang berlaku karena dia telah ditakdirkan untuk menjadi penari ronggeng karena terdapat inang di dalam tubuhnya, walaupun dia harus melanggar norma-norma kesusilaan dan juga melecehkan tubuh dan harkat martabatnya sendiri sebagai seorang wanita yang tentunya tidak ia pedulikan karena itu adalah adat yang telah terjadi selama bertahun-tahun lamanya .
Novel ini merupakan contoh dari sebuah ketidaktahuan belaka tentang dunia luar dan masih berpedoman teguh kepada adat yang salah. Ketidaktahuan itu membuat orang-orang bisa menjadi kambing hitam oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab, Dan juga terus berpedoman pada adat yang jauh melenceng dari norma yang ada dan justru membuat orang-orang itu semakin terpuruk dan jauh dari kebenaran yang ada dan juga novel ini menggambarkan seorang wanita yang rela melakukan sesuatu yang melanggar norma karena profesinya yang mengharuskannya berlaku seperti itu.Seharusnya sebagai seorang wanita haruslah menjadi wanita yang bermartabat,yang bisa menjaga hartanya yang paling berharga.Novel ronggeng dukuh paruk ini adalah novel ketiga karya Ahmad Tohari.sebelum novel ini di terbitkan sebagai buku, novel ini dimuat di harian kompas sebagai cerita sambung (17 Juli sampai 12 Agustus 1982), tanggapan dan belum banyak tanggapan terhadapnya. Setelah novel ini di terbitkan pada akhir 1982, baru novel ini begitu ramai mendapat tanggapan. Sekitar 20’an resensi atas novel iniada sekitar 15 artikel menyambut kehadiran novel ini dengan tanggapan yang beraneka ragam. Namun, pada umumnya bernada positif, walaupun ada pula yang bernada negatif.
Para pengamat sastra sebagian besar menanggapi novel ini sebagai novel yang tampil dengan latar yang amat kuat, memikat dan khas. Sapartdi Djoko Damono dalam resensinya yang memuat majalah tempo menyebut novel ini sebagai “dongen modern, sedangkan Umar Junus (pelita, 23 April 1991) menyebut sebagai novel yang di dalamnya mengandung imbauan terhadap “tugas suci intelektual”. Bahkan, ada pula yang menafsirkan sebagai novel yang mengandung dakwah islam, sebagaimana yang tercermin dalam kepribadian tokoh Rasus.
Ronggeng dukuh paruk merupakan bagian pertama dari sebuah trilogi. Lengkapnya adalah ronggeng dukuh paruk (1982 ), Lintang Kemukus Dini Hari ( 1985 ) sebelumya merupakan cerita bersambung harian kompas, 23 september 1984 sampai 27 oktober 1984, serta jentera bianglala ( 1986 ), juga sebelumnya merupakan cerita bersambung pada harian kompas, 23 september 1985 sampai 26 oktober 1985. Bagian kedua menceritakan hancurnya kemanusiaan khususnya kewanitaan - Srintil, dan bagian ketiga menceritakan kembalinya Rasus untuk mengangkat harkat penduduk Dukuh Paruk.

BAB II

TARIAN BUMI

Analisis Novel Tarian Bumi:

  1. Tokoh
Tokoh dalam tarian bumi yaitu:

  • Ida Ayu Telaga Pidada
  • Wayan Samitha
  • Jero Kenanga(Luh Sekar)
  • Ida Bagus Tugur
  • Ida Ayu Sagra Pidada
  • Ida Bagus Ngurah Pidada
  • Luh Sadri
  • Putu Sarma
  • Luh Gumbreg
  • Luh Kenten
  • Luh Sari

  1. Watak Tokoh

  • Ida Ayu Telaga Pidada memiliki watak yang tegar dan berpendirian kuat,itu terlihat di dalam novel dia tidak peduli dengan keputusannya yang meninggalkan kastanya yang seorang bangsawan dan menjadi seorang sudra. Dia merupakan wanita yang tegar karena saat dia menjadi wanita sudra dia berusaha untuk menjalani hidup seperti seorang sudra walaupun itu sangat berat untuk dilakukan.

  • Wayan Sasmitha memiliki watak yang berpendirian teguh dan bertanggung jawab, itu terlihat saat dia dengan percaya diri akan menikahi seorang perempuan berkasta Brahmana, walau ibunya telah melarangnya namun dia tetap melakukannya. Wayan juga bertanggung jawab karena dia selama hidupnya menjaga dan juga menghidupi keluarganya.

  • Jero Kenanga memiliki watak yang ambisius dan keras itu terlihat saat dia meningingkan menikah dengan seorang laki-laki brahmana, tanpa peduli siapa yang dia nikahi. Dia keras terlihat pada setiap tindakannya yang menyuruh Telaga berbuat sesuai yang dikehendakinya dan itu harus terlaksana.

  • Ida Bagus Tugur memiliki watak yang ambisius namun baik hati, itu terlihat saat dia terus memikirkan jabatannya tanpa memikirkan istri dan anaknya, namun pada tuanya dia sadar yang dilakukan itu tidak baik sehingga dia selalu mendukung setiap keputusan cucunya dan membantunya.

  • Ida Ayu Sagra Pidada memiliki watak pemarah, itu terlihat saat dia selalu memarahi Kenanga atas segala yang dilakukan oleh anaknya, walaupun dia tidak melakukan kesalahan.

  • Ida Bagus Ngurah Pidada memiliki watak laki-laki yang tidak bertanggung jawab dan juga tidak memiliki etika yang baik, itu terlihat saat dia tidak pernah member tanggung jawab kepada istri dan anaknya dan juga tidak memiliki etika yang baik karena memiliki kebiasaan kurang terpuji seperti minum-minuman air keras dsb.

  • Luh Sadri memiliki watak iri,itu terlihat dia sangat iri kepada semua yang dimiliki Telaga walaupun Telaga banyak membantu keluarganya namun dia tetap iri dan tidak suka pada Telaga.

  • Putu Sarma memiliki watak laki-laki yang memiliki etika yang buruk,itu terlihat ketika dia berlaku tidak baikk pada Telaga saat dirumahnya tidak ada orang.

  • Luh Gumbreg memiliki watak seorang perempuan yang kuat dan juga berpendirian teguh pada adat, itu terlihat pada saat dia dengan kuat menjalani hidup bersama kedua putranya dan dia juga berpendirian teguh saat dia menolak pernikahan putranya dengan seorang perempuan Brahmana karena akan dianggap sial.

  • Luh Sari memiliki watak yang ceria, itu terlihat dia tidak memperlihatkan kesedihannya walaupun hidup susah dan juga telah kehilangan ayahnya sejak kecil.

  1. Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel tarian bumi adalah sudut pandang orang ketiga itu terlihat seperti dalam kutipan berikut ini”Mata Telaga berair. Kalau saja bocah kecil itu tahu siapa laki-laki yang sering digodanya itu, Sari pasti akan sangat girang, lalu berteriak sepuasnya menceritakan pada seluruh misan-misannya bahwa dia adalah keturunan orang terhormat. Telaga menarik napas, hanya bocah inilah yang membuatnya tetap ingin hidup”

  1. Latar
Novel Tarian Bumi berlatar tempat di pulau Bali. Menceritakan seorang penari Bali yang memiliki keteguhan hati untuk memilih jalan hidupnya yang berbeda walaupun akan memiliki suasana hidup yang berubah drastis.

  1. Alur
Alur yang digunakan dalam novel Tarian Bumi adalah alur campuran(Maju-Mundur-Maju) Itu terlihat pada awal novel yang menceritakan tentang Telaga dan Sari kemudian kembali ke masa lalu menceritakan perjalanan hidup Telaga, Jero Kenanga, Wayan Sasmita, Ida Ayu Sagra Pidada dan kemudian kembali lagi kemasa depan.

  1. Amanat
Novel Tarian Bumi mengajarkan kepada seluruh wanita bahwa wanita harus memiliki prinsip yang kuat,berpendirian teguh dan juga kuat seperti yang dilakukan oleh Telaga.

Ulasan Tarian Bumi

Tarian bumi yang dikarang oleh Oka Rusmini memiliki aliran realisme, novel tarian bumi menceritakan pemberontakan dari seorang perempuan yang bernama Ida Ayu Telaga Pidada yang merupakan perempuan Bali yang berkasta Brahmana (Kasta tertinggi di agama Hindu) yang meninggalkan kastanya hanya untuk menikah dengan Wayan Sasmita yang memiliki kasta sudra (Kasta terendah dalam agama Hindu). Novel ini menceritakan tentang perbedaan kasta yang membuat orang-orang harus memiliki sikap-sikap mereka tersendiri dalam hidup,perjuangan hidup yang berat yang dialami oleh Telaga setelah dia meninggalkan kasta Brahmananya dan menjadi seorang perempuan Sudra. Penderitaan yang dialaminya membuat dia menjadi wanita yang mengerti apa arti hidup, setelah perubahan drastis dari seorang putri menjadi seorang hamba.
Dalam novel ini mengajarkan kita bahwa setiap keputusan yang diambil maka harus dijalani dengan penuh rasa tanggung jawab, seperti Telaga. Pendirian teguh yang dimiliki Telaga untuk bersama dengan orang yang dia sayangi dan rela menganggalkan status kebangsawaannya.
Novel tarian bumi mendapat beberapa tanggapan dari Maria Hartiningsih, Yos Rizal Suriaji, Horizon (Juli 2001), Jurnal Perempuan-15, Wildan Hakim (detikcom), Femina 28/XXVIII 2000, I Wayan Artika(SARAD Mei 2000 No.5 Th 1). Yang hampir dari semuanya menanggapi tentang sosok perempuan Bali yang bernama Ida Ayu Telaga Pidada yang menggambarkan keindahan dari seorang wanita Bali namun memiliki luka terpendam yang teramat dalam dan juga sakit tentang perbedaan kasta yang membuat adanya jarak diantara orang-orang Bali.
Komentar:
Novel ini merupakan contoh potret seorang perempuan yang harus tetap tegar dalam menghadapi hidup. Novel ini memberikan sebuah gambaran bahwa wanita yang selalu dianggap remeh oleh laki-laki harus tetap menunjukkan bahwa wanita memiliki segudang kekuatan yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Oleh karena itu novel ini memberi contoh wanita haruslah tetap tegar dan selalu tabah dalam menjalani hidup tanpa ada seorangpun yang mengetahui.Seperti kutipan dalam novel ini:
Perempuan Bali itu Luh,perempuan yang tidak terbiasa mengeluarkan keluhan. Mereka lebih memilih berpeluh.Hanya dengan itu mereka sadar dan tahu bahwa mereka masih hidup dan harus tetap hidup. Keringat mereka adalah api, Dan dar keringat itulah asap dapur masih tetap terjaga. Mereka tidak hanya menysui anak yang lahir dari tubuh mereka. Mereka pun menyusui laki-laki.Menyusui hidup itu sendiri…”
Oleh karena itu novel ini mampu menjadi sebuah contoh agar setiap wanita harus tabah dan juga menjalani kuat untuk menjalani kehidupan ini.
















BAB III

PERBANDINGAN NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK DAN 

TARIAN BUMI

Novel Ronggeng Dukuh Paruk dan Tarian bumi sama-sama menceritakan seorang penari. Ronggeng Dukuh paruk menceritakan seorang penari ronggeng sementara Tarian Bumi menceritakan seorang penari Bali. Ronggeng Dukuh Paruk menggambarkan keadaaan seorang penari Ronggeng yang harus menjalani hidup sesuai tradisi yang telah lama diterapkan pada desa Dukuh Paruk, sedangkan Tarian Bumi juga menceritakan penindasan adat dengan adanya perbedaan kasta yang membuat adanya jarak yang ada dalam masyarakat.
Ronggeng Dukuh Paruk yang menceritakan penari bernama Srintil. Yang semasa hidupnya percaya akan kepercayaan tentang leluhurnya Ki Secamenggala, sehingga dia dengan suka hati menjalani hidup seperti ronggeng dukuh paruk sebelumnya namun semakin berjalannya waktu dia mengetahui apa yang seharusnya dilakukan untuk menjadi seorang penari ronggeng, sehingga dia menolak beberapa tawaran untuk pentas. Sementara Tarian Bumi yang menceritakan seorang penari bernama Telaga yang hidupnya sebagai penari berkasta brahmana yang memberontak terhadap perbedaan kasta yang ada.
Dalam dua novel ini dipertunjukkan dengan adanya sebuah tata cara kehidupan yang berbeda. Ronggeng dukuh paruk memperlihatkan pengetahuan yang rendah serta kekurangan sehingga warga dukuh paruk menjadi warga yang tidak mengtahui apa-apa dan membuat mereka dalam situasi yang menghimpit.Berbada dengan Tarian Bumi yang berlatarkan Bali ,warganya memiliki pengetahuan umum lebih luas dari pada warga di dukuh paruk namun dalam masyarakatnya terjadi perbedaan kasta yang signifikan.
Perbedaan itu menciptakan ruang dan jarak tersendiri dalam masyarakat. Berbeda dengan dukuh paruh yang semua warganya bersatu dan kompak namun dalam keterbatasan, jika di dalam dukuh paruk tidak ada perbedaan yang signifikan antara tetua dan warga. Mereka membaur menjadi satu,namun dalam tarian bumi disana menggambarkan bahwa adanya jarak yang disebabkan karena kasta yang sudah mendarah daging berada dalam masyarakatnya dan dipatuhi oleh semuanya.
Dalam novel ronggeng dukuh paruk pelajaran yang didapat ialah janganlah terlalu menutup diri dari dunia luar yang menyebabkan kita menjadi rugi dan juga dapat ditipu atau diperdaya oleh orang lain. Sedangakan dalam novel tarian bumi kita dilihatkan tentang perjuangan seorang wanita yang berpendirian teguh dalam menjalani hidup yang telah dia putuskan.


BAB IV

PENUTUP

  • SIMPULAN
Karya sastra saat ini berkembang pesat di kalangan masyarakat kita. Berkat karya sastrawan yang mengangkat sebuah kehidupan dari masyarakat sekitar kita, menjadikan diri ini teringat bahwa pentinya nilai - nilai yang ada di masyarakat harus dipelajari dan kita ambil nilai positifnya. Banyak diantara kita yang tanpa sadar melupakan nilai tersebut di kehidupan kita sekarang. Dengan adanya karya yang di hasilkan oleh sastrawan, mereka mengungkap dan menyatakan apa yang sebenarnya mereka alami di masyarakat. Maka dengan mudah para sastrawan menyampaikan dengan mudah apa yang mereka rasakan melalui sebuah karya seperti ronggeng dukuh paruk dan tarian bumi salah satunya karya sastra ini yang mengungkapkan keinginan seorang sastrawan kepada masyarakat.
  • SARAN
Dengan adanya makalah ini semoga pembaca dapat memahami dan mengamalkan nilai yang ada dalam novel dan gemar mambacanya lagi serta tidak melakukan apa yang seharusnya di lakukan kalau memang itu benar.

ulasan novel


Ulasan Novel Ronggeng Dukuh Paruk
Catatan buat emak


Dukuh paruk yang kering krontang menampakkan kehidupannya kembali ketika srintil, bocah yang berumur sebelastahun, menjaddi ronggeng. Penduduk dukuh yang merupakan keturunan Ki Secamenggala, seorang bromocorah yang di anggap moyang mereka, mengganggap bahwa kehadiran srintil akan menggembalikan citra pedukuhan yang sebenarnya. “ Dukuh Paruh hanya lengkap bila di sana ada kramat Ki Secamenggala, ada seloroh cabul, ada sumpah serapah dan ada ronggeng dengan calungnya” ( hal 16 ).
Srintil adalah protet anak Dukuh paruk yang yatim- piatu akibat bencana tempe bongkrek. Enam belas penduduk meninggal karena memakan tempe yang terbuat dari ampas kelapa itu. Tak terkecuali juga kedua pembuat makanan itu, yaitu kedua orang tua srintil. Srintil yang saat itu masih bayi, kemudian di pelihara oleh kakek-neneknya, Sakarya suami-istri. Sang kakek yakin bahwa Srintil telah kerasukan indang ronggeng.
Sebagaimana layaknya seorang ronggeng, Srintil harus melewati tahap-tahap untuk menjadi seorang ronggengyang sesungguhnya. Setelah ia di serahkan kepada Kertareja, dukun ronggeng di dukuh itu, srintil harus di mandikan di depan cungkupmakam Ki Secamenggala. Srintil juga harus melewati tahab bukak klambu. Ia tidak mungkin naik pentas denagn memungut bayaran kalau tidak melewati tahap yang lebih mirip sebagai sayembara bagi setiap laki-laki yang mampu memberi sejumlah uang sebagai syaratnya.
Rasus adalah seorang pemuda yang dongkol dengan syarat-syarat tersebut. Teman main Srintil sejak kecil buakn hanya cemburu dan sakit hati karena Srintil di lahirkan menjadi ronggeng, yang berarti milik umum, tetapi karena kegadisan Srintil yang di sayembarakan. Yang lebih “ Panas “ lagi adalah ketidakmampuannya sebagai anak yang berumur empat belas tahun untuk mengubah hukum yang sudah pasti terjadi, dan itu bakal meninpa orang yang di cintainya.
Sampai saat yang ditentukan, Rasus tidak dapat berbuat banyak untuk mendapatkan Srintil. Ia hanya dapat mendengarkan pertengkaran Dower dan Sulam di emper samping rumah Kertareja. Kedua laki-laki yang sama-sama bajingang itu masing-masing meresa dirinyalah yang lebih pantas untuk meniduri Srintil pertama kali sesuai dengan syarat yang ditentukan oleh Kertareja; seringgit uang emas.
Kenyataan menunjukan lain dan tidak di duga oleh Rasus. Sebab, Srintil tiba-tiba dilihatnya berada di belakang rumah dan meminta Rasus untuk menggaulinya. Ia lebih suka menyerahkan kegadisannya kepada Rasus dari pada kepada orang yang memuakana Srintil itu. Rasus tidak menolak keinginan orang merupakan bayangan-bayangan ibunya yang entah ke mana itu. Dower dan Sulam menyusul kemudian. Sementara Kertareja dan istrinya mereguk keuntungan; seringgit uang emas dari Sulamdan seekor kerbau serta dua buah rupiah perak dari Dower.
Setelah mendapat pengalaman yang baru pertama kali dirasakannya, Rasus meninggalkan dukuh paruk. Ia menjadi banci kepada Srintil yang sudah menjadi ronggeng yang sesungguhnya. Srintil sudah menjadi milik umum dan bayangan-bayangan emaknya dicabutnya dari Srintil. “ tapi demi rahim yang pernah membungkusku, aku tak tega membayangkan Emak sebagai perempuan yang selalu ramah terhadap semua laki-laki. Yang tak pernah menepis tangan laki-laki yang menggrayanginya. Tidak . Betapapun aku tak mampu berkhayal demikian” ( hlm.134 ).
Begitulah, kehidupan Desa Dawuan tempat pengasingan diri dari adat Dukuh Paruk, membuat pandangan Rasus banyak berubah. Pengenalan atas dunia wanita yang di alami di Dawuan pun banyak pemandangan terhadap Srintil sebagai tokoh bayangan-bayangan ibunya bergeser jauh, bahkan berhasil disingkirkannya. Oleh karna itu, ketika Rasus d tawari oleh Srintil untuk menjadi suaminya, ia menolak.
Langkah rasus pasti dan keputusan untuk menoloak Srintil pun pasti. “ dengan menolak perkawinan yang ditawarkan Srintil, aku memberikan sesuatu yang paling berharga bagi Dukuh Paruk: Ronggeng” (hlm.174). Dengan keputusan itu, Rasus yakin bahwa ia bisa hidup tanpa kehadiran bayangan emak, bayangan yang selama ini membuatnya resah.
Novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah novel yang dikarang oleh Ahmad Tohari. Novel ini menampilkan latar belakang pada tahuan 1965. Ahmad Tohari adalah penulis yang sering mengangkat cerita-cerita kehidupan yang terjadi pada masyarakat kecil seperti salah satu novelnya yang berjudul Ronggeng dukuh Paruk yang menggambarkan keterbelakangan orang-orang Dukuh Paruk dalam kehidupan mereka sehingga membuat mereka mudah menjadi kambing hitam.Novel ini menceritakan seorang penari Ronggeng yang harus menuruti semua adat yang berlaku karena dia telah ditakdirkan untuk menjadi penari ronggeng karena terdapat inang di dalam tubuhnya, walaupun dia harus melanggar norma-norma kesusilaan dan juga melecehkan tubuh dan harkat martabatnya sendiri sebagai seorang wanita yang tentunya tidak ia pedulikan karena itu adalah adat yang telah terjadi selama bertahun-tahun lamanya .
Novel ini merupakan contoh dari sebuah ketidaktahuan belaka tentang dunia luar dan masih berpedoman teguh kepada adat yang salah. Ketidaktahuan itu membuat orang-orang bisa menjadi kambing hitam oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab, Dan juga terus berpedoman pada adat yang jauh melenceng dari norma yang ada dan justru membuat orang-orang itu semakin terpuruk dan jauh dari kebenaran yang ada dan juga novel ini menggambarkan seorang wanita yang rela melakukan sesuatu yang melanggar norma karena profesinya yang mengharuskannya berlaku seperti itu.Seharusnya sebagai seorang wanita haruslah menjadi wanita yang bermartabat,yang bisa menjaga hartanya yang paling berharga.Novel ronggeng dukuh paruk ini adalah novel ketiga karya Ahmad Tohari.sebelum novel ini di terbitkan sebagai buku, novel ini dimuat di harian kompas sebagai cerita sambung (17 Juli sampai 12 Agustus 1982), tanggapan dan belum banyak tanggapan terhadapnya. Setelah novel ini di terbitkan pada akhir 1982, baru novel ini begitu ramai mendapat tanggapan. Sekitar 20’an resensi atas novel iniada sekitar 15 artikel menyambut kehadiran novel ini dengan tanggapan yang beraneka ragam. Namun, pada umumnya bernada positif, walaupun ada pula yang bernada negatif.
Para pengamat sastra sebagian besar menanggapi novel ini sebagai novel yang tampil dengan latar yang amat kuat, memikat dan khas. Sapartdi Djoko Damono dalam resensinya yang memuat majalah tempo menyebut novel ini sebagai “dongen modern, sedangkan Umar Junus (pelita, 23 April 1991) menyebut sebagai novel yang di dalamnya mengandung imbauan terhadap “tugas suci intelektual”. Bahkan, ada pula yang menafsirkan sebagai novel yang mengandung dakwah islam, sebagaimana yang tercermin dalam kepribadian tokoh Rasus.
Ronggeng dukuh paruk merupakan bagian pertama dari sebuah trilogi. Lengkapnya adalah ronggeng dukuh paruk (1982 ), Lintang Kemukus Dini Hari ( 1985 ) sebelumya merupakan cerita bersambung harian kompas, 23 september 1984 sampai 27 oktober 1984, serta jentera bianglala ( 1986 ), juga sebelumnya merupakan cerita bersambung pada harian kompas, 23 september 1985 sampai 26 oktober 1985. Bagian kedua menceritakan hancurnya kemanusiaan khususnya kewanitaan - Srintil, dan bagian ketiga menceritakan kembalinya Rasus untuk mengangkat harkat penduduk Dukuh Paruk.