mutiara hikmah

Frame4

i love it .

,.saya suka sekali ^_^

Minggu, 18 Januari 2015

bekisar merah

    
Awalnya hidup Lasi bahagia, walaupun hanya menjadi istri dari seorang penyadap nira di sebuah kampung pedalaman bernama Karangsoga. Kesibukannya tiap hari adalah mengolah nira hasil panen suaminya menjadi gula kelapa. Walaupun jauh dari kecukupan, hidup bersama seorang yang sangat dicintai adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi Lasi. Bahkan, ketika suatu kecelakaan membuat Darsa, suami Lasi, tidak mampu memberikan nafkah lahir dan batin, Lasi tetap setia. Namun, kesetiaan itu mendapat ujian.
Tak tahan dengan pengkhianatan Darsa, Lasi minggat. Dengan menumpang truk muatan barang, sampailah dia di pinggiran ibukota. Takdir mempertemukan Lasi dengan Bu Lanting. Seorang kaya yang memperlakukan Lasi dengan istimewa. Bukan tanpa alasan. Aturan yang selama ini diyakini Lasi kebenarannya mulai terbukti. Aturan bahwa tak ada pemberian tanpa menuntut imbalan. Dan siapa mau menerima harus mau pula memberi. Bu Lanting menjual Lasi kepada Pak Han, seorang konglomerat ibukota.

  Sejak saat itu hidup Lasi tak ubahnya seekor bekisar, unggas cantik yang sering menjadi hiasan rumah orang kaya. Dengan kemewahan hidup sekarang, Lasi yang merupakan keturunan Jepang dan berparas ayu, tidak juga merasakan kebahagiaan. Harapan melepaskan diri dari belenggu Pak Han muncul ketika Lasi bertemu dengan Kanjat, sahabat masa kecilnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar