1
TELAGA MENARI
DENGAN TATAPAN TAJAM BERARTI, SELURUH KECANTIKAN WANITA TERPANCAR
DARI SENYUM YANG MEMIKAT.
2
DUDUK DI
BELAKANG, MELIHAT DENGAN TATAPAN YANG TAJAM TERHADAP TELAGA DENGAN
WAJAH TENANG, PENGHARAPAN YANG DALAM KE MASA YANG AKAN DATANG.
- LUH KAMBREN : “sudah tiang katakan, tugeg adalah murid terbaik yang pernah tiang miliki. Tugeg tau, tiang sudah puluhan tahuntidak ingin mengajari seseorang menari, melelahkan. Karena mereka sering tidak serius. Tugeg menguasai tari legong dalam dua hari. Luar biasa.”
BERDIRI
DEHGAN MEMEGANG KURSI, PERLAHAN MELANGKAH MENDEKATI TELAGA,
MENGHENTIKAN TELAGA MENARI. MEMELUKNYA DENGAN BANGGA.
- LUH KAMBREN :“Ambil semua taksu yang tiang punya. Tugeg memang pilihan. Ingat, ( mengangkat wajah telaga ) tugeg harus rajin membawa sesaji ke pura setiap bulan terang dan bulan mati. Mohon pada hyang widhi agar tugeg selalu bisa menari dengan baik.”
TELAGA
MEMANDANG LUH KAMBREN DENGAN MALU AKAN KEPANDAIANYA DAN PESAN YANG
BEGITU BAIK.
- LUH KAMBREN :“ sekarang tugeg sudah menjadi perempuan yang sangat lengkap, tugeg cantik, pandai menari dan seorang putri bangsawan, tugeg memiliki seluruh keindahan bumi ini.”
- TELAGA :“ ( malu ) meme jangan aneh-aneh.”
- LUH KAMBREN :“ ( menatap tajam ) tiang tidak main-main.”
- TELAGA :“ ya. Tiang merasakan meme sayang pada tiang.. Dulu ( meragukan ) tiang pikir meme tidak bisa di ajak bicara ( menunduk, malu menatap luh kambren ).”
LUH KAMBREN
TERTAWA MENDENGARNYA. TELAGA DAN LUH KAMBREN PERLAHAN MELANGKAH KE
TERAS RUMAH.
- TELAGA :” ( menebak )meme pasti dulu cantik.”
- LUH KAMBREN :” ( terkejut, memandang telaga, duduk perlahan ) tugeg tahu dari mana? ( mengalihkan pandangan )tiang sudah tua.
TELAGA DUDUK
DI SAMPING LUH KAMBREN, SAMBIL MEMINUM AIR YANG TERSEDIA
- TELAGA :“orang-orang di luar sana sering bercerita. ( bangga ) mereka berkata tiang beruntung bisa belajar tari dari meme. Kata mereka, ( membandingkan ) sekolah seni yang mampu membayar mahal untuk meme saja di tolak. ( bingung ) kenapa? ( berkhayal ) padahal kalau meme mau mengajar di sekolah seni, meme pasti dapat uang banyak, meme juga akan di undang ke luar negri. ( berharap ) tiang ingin ke luar negri. Hidup di sana pasti enak.
LUH KAMBREN
MARAH, TELAGA BINGUNG TERHADAP DIRINYA. APA YANG IA LAKUKAN SEHINGGA
MEMBUAT LUH KAMBREN MARAH.
- LUH KAMBREN :“( marah ) itu namanya ketololan.”
- TELAGA :“ ketololan? ( bingung ) tiang tidak mengerti.”
LUH KAMBREN
MULAI REDA DARI KEMARAHANNYA.
- LUH KAMBREN :“ tugeg, ( meyakinkan ) tugeg harus catat kata-kata tiang ini. Bagi perempuan bali bekerja adalah membuat sesaji, sembayang dan menari untuk upacara. Itu yang membuat kesenian ini tetap bertahan. ( membayangkan ) orang-orang dulu tidak membedakan mana aktivitasnya sebagai dirinya dan mana aktivitasnya dalam kesenian. Mereka menari karena ada upacara-upacara di pura. ( membandingkan ) sekarang? Tidak lagi. ( prihatin ) tiang dilahirkan untuk menjaga taksu tari. Taksu yang mulai di rusak oleh orang-orang yang makan sekolahan terlalu kenyang. Mereka tidak tahu seperti apa inspirasiitu keluar dan mengganggu pikiran seorang pencipta tari. ( memaki ) mereka tinggal menjualnya, mempertontonkan kita di hadapan orang-orang asing. Mereka tidak belajar dari orang-orang luar, bagaimana harus menyelamatkan peradapan yang sangat mahal ini. Peradaban yang tidak bisa di beli dengan usia sekalipun.”
- TELAGA :” ( senang ) tiang bersyukur mengenal meme.”
TELAGA
BERDIRI MERAPIKAN PAKAIANNYA, MELEPASKAN PERLENGKAPAN MENARI. LUH
KAMBREN MASIH DUDUK DENGAN TATAPAN KOSONG.
- LUH KAMBREN :” ( rendah hati ) tiang tidak memerluhkan pengakuan atau tercatat dalam sejarah. Tidak. Orang-orang dulu sudah senang karya mereka menjadi hiasan di pura. Itu pengapdian yang sesungguhnya. ( mengingat-ngingat ) dulu tiang senag mengajar di sekolah tinggi. Murid-muridnya terlihat serius untuk memperdalam tari. ( kecewa ) sayangnya, mereka tidak berusaha untuk menyimpan dan mencatat untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka belajar untuk sekedar lulus. Mereka tidak menginginkan yang lebih. Meneliti, misalnya. ( membandingkan ) justru orang-orang asing yang sering mengunjungi tiang, bertanya banyak hal. ( merendahkan diri ) tiang perempuan bodoh, tidak bisa membaca, tidak bisa menulis. Yang tiang herankan. ( bingung ) ke mana larinya orang-orang yang sudah kenyang makan sekolahan itu? Kenapa bukan mereka yang menulis tentang bumi ini, peradaban ini? Tiang tidak mengerti. ( kecewa ) bahkan, mereka tega menawari tiang untuk jadi tontonan di hotel-hotel dengan bayaran yang sangat tidak pantas. ( menyesal ) semua telah berubah. Tiang jadi tidak mengenal tanah kelahiran tiang sendiri.
TELAGA
TERDIAM MENDENGAR OMONGAN LUH KAMBREN. TELAGA MENATAP LUHs KAMBREN.
- LUH KAMBREN :” hidupku hanya untuk menari.”
TELAGA
MERLARI MEMELUK LUH KAMREN DENGAN MENANGIS.
3
UTUSAN DARI
PURI DATANG MENEMUI LUH KAMBRENUNTUK MENYAMPAIKAN LAMARAN RAJA
- UTUSAN RAJA :” tiang datang kemari atas perintah raja untuk menyampaikan pesan buat kambren”
LUH KAMBREN
MENERIMA PESAN ITU. LUH KAMBREN TENAN MENGHADAPI UTUSAN RAJA ITU.
- LUH KAMBREN :” ( tenang ) baik pesan ini saya terima. Sekarang kamu pulang ke gria, bilang pada raja, tiang akan menjawab pesan itu besok, dan ( memastikan ) raja datang menemui tiang.”
- UTUSAN RAJA :” ya. ( paham ) tiang tahu. Tiang akan sampaikan kepada raja.” ( pergi meninggalkan luh kambren )
RAJA DAN
UTUSANNYA DATANG MENEMUI LUH KAMBREN
- RAJA :” ( bahagia ) kambren, tiang datang untuk mendengar jawabanmu dari pesan tiang kemarin.
- LUH KAMBREN :” ( tenang ) maafkan tiang ratu, aku bukan perempuan suci lagi. Seorang raja akan mengalami pralaya bila menikah dengan perempuan sudra seperti aku. Aku sering tidur dengan laki-laki sudra. ( mengingatkan ) seorang raja harus mendapatkan perempuan suci untuk kebesarannya. ( memastikan ) katakan pada tiang, apa pantas seorang rajamenikah dengan perempuan seperti aku? Perempuan bekas?”.
- RAJA :” benar katamu luh ( kecewa ).”
- LUH KAMBREN :” masih maukah raja menerima tiang?”
- RAJA : ( terdiam )
- LUH KAMREN :” masih banyak perempuan suci, jangan bergantung pada tiang. Tiang mohon raja jangan mengambil resiko ini.”
- RAJA :” ( tegas ) baik, tiang tidak akan melamarmu, menjadikanmu seorang selir di puraku. Tapi . . . . . .
- LUH KAMBREN :” ( bahagia ) tapi apa raja....”
- RAJA :” ( mengingatkan ) tapi kau harus berjanji, kau harus melatih anak tiang menari di pura.
- LUH KAMBREN :” ( bangga ) baik raja, tiang terima perintah raja. Tiang senang perintah raja. Tiang lebih bangga menjadi pelatih penari di pura. Dibandingkan menjadi seorang selir raja yang nantinya akan mendapatkan pralaya yang mana akan menjadikan kesialan bagi tiang dan raja.”
RAJA DAN
UTUSANNYA PERGI MENINGGALKAN LUH KAMBREN SENDIRI. LUH MERASA BAHAGIA
BISA MENOLAK LAMARAN RAJA.
4
LUH KAMBREN
DATANG MENEMUI TELAGA YANG SEDANG MENYIAPKAN PAKAIAN UNTUK MENARI.
DUDUK DI SAMPINGTELAGA MEMBANTU MENYIAPKAN PAKAIAN.
- LUH KAMBREN :” tiang masih perawan, tugeg. Tidak ada laki-laki yang pernah menyentuh tiang. ( tertawa )tugeg jangan katakan ini pada orang-orang. Biarlah orang-orang punya cerita tentang kebinalan tiang. Lucu, hidup benar-benar sebuah permainan yang meloncat-loncat ( serius menatap telaga )”.
- TELAGA :” ( penasaran ) meme tidak pernah menaruh hati pada laki-laki.”
- LUH KAMBREN :” ( kaget ) mengapa tugeg bertanya seperti itu?”
- TELAGA :” ( meragukan ) pertanyaan tiang salah?”
- LUH KAMBREN :” ( acuh ) tidak.”
- TELAGA :” ( merayu ) meme mau bercerita?”
- LUH KAMBREN :” ( lebih acuh ) tidak menarik.”
- TELAGA :” ( merayu ) tiang ingin mendengarnya.”
LUH KAMBREN
DUDUK MATANYA MENERAWANG JAUH. DIA MULAI BERCERITA, SUARANYA SANGAT
PELAN, SEBNTAR-SEBENTAR MENARIK NAFAS.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar